LOMBOK DOKUMEN – Salah satu camilan yang tak boleh terlewatkan adalah kue putu. Kue putu, yang juga dikenal dengan sebutan putu bambu, adalah salah satu ikon manis dari tradisi kuliner Indonesia. Kue yang terbuat dari tepung beras dan gula kelapa ini telah menjadi favorit di kalangan masyarakat Indonesia selama berabad-abad.
Proses pembuatan kue putu merupakan seni yang membutuhkan keterampilan dan ketelatenan. Pertama-tama, adonan tepung beras dicampur dengan air dan air daun pandan untuk memberikan aroma yang khas. Adonan kemudian dimasukkan ke dalam cetakan bambu yang disebut “putu mayang”. Setelah itu, cetakan diletakkan di atas panci berisi air mendidih. Selama proses pemasakan, kue putu akan matang dan mengembang secara perlahan. Ketika kue sudah matang, mereka diangkat dari cetakan dan diisi dengan taburan gula kelapa yang lezat.
Rasa kue putu yang lezat membuatnya tak tergantikan di dunia kuliner Indonesia. Tekstur yang lembut dan kenyal, dikombinasikan dengan aroma harum dari daun pandan, menciptakan kelezatan yang sulit dilupakan. Selain itu, taburan gula kelapa yang manis memberikan sentuhan akhir yang sempurna pada kue ini.
Selain rasa yang menggugah selera, kue putu juga memiliki keunikan dalam penampilannya. Bentuk silindrisnya yang khas, dengan warna hijau muda yang dihasilkan oleh daun pandan, membuatnya tampak begitu menggoda. Kue putu sering kali dijual dengan cara yang tradisional, di atas sebuah gerobak dengan tungku yang digerakkan oleh pedagang keliling. Suara khas yang dihasilkan oleh gerobak kue putu saat berjalan melalui jalan-jalan di perkampungan menambah daya tariknya.
Kue putu bukan hanya sekadar makanan penutup yang lezat, tetapi juga mewakili warisan budaya Indonesia yang kaya. Resep dan teknik pembuatan kue putu telah diturunkan secara turun-temurun dari generasi ke generasi, menjaga keaslian dan keberlanjutannya.
Selain itu, kue putu juga telah mengalami perkembangan dan variasi dalam beberapa dekade terakhir. Beberapa penjual kreatif telah mencoba memodifikasi rasa kue putu dengan menambahkan isian seperti cokelat, keju, atau buah-buahan. Meskipun variasi ini mungkin tidak seumum kue putu tradisional, mereka memberikan sentuhan inovatif dan kesegaran pada cita rasa yang sudah dikenal.
Pentingnya pelestarian kue putu juga terkait dengan keberlanjutan lingkungan. Tradisionalnya, kue putu dibungkus dalam daun pisang yang dapat terurai secara alami, mengurangi dampak negatif pada lingkungan. Namun, di era modern ini, seringkali kue putu dibungkus dalam plastik sekali pakai, yang berdampak negatif pada lingkungan. Oleh karena itu, penting bagi penjual dan produsen kue putu untuk mencari solusi yang ramah lingkungan dalam mengemas produk mereka, seperti bahan kemasan yang dapat didaur ulang atau bahan yang terbuat dari bahan organik.