Terkini

MAKNA HARI RAYA GALUNGAN DAN KUNINGAN SERTA FIOLOSOFINYA SEBAGAI UMAT MANUSIA

122
×

MAKNA HARI RAYA GALUNGAN DAN KUNINGAN SERTA FIOLOSOFINYA SEBAGAI UMAT MANUSIA

Sebarkan artikel ini

Seluruh masyarakat pemeluk agama hindu merayakan hari raya Galungan dan Kuningan untuk yang kedua kalinya tahun 2024 ini yaitu Hari raya Galungan 25 September 2024 dan Kuningan 5 Oktober 2024 ditetapkan sebagi hari libur di Provensi Bali. Hal ini diatur dalam Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 7 Tahun 2023 tentang Libur Nasional, Cuti Bersama, dan Dispensasi Hari Raya Suci Hindu di Bali Tahun 2024. Namun perlu diingat bahwa Hari Raya Galungan tidak termasuk dalam hari libur nasional sesuai SKB 3 Menteri.

Hari Raya Galungan adalah perayaan penting bagi umat Hindu di Bali yang melambangkan kemenangan kebaikan (Dharma) atas keburukan (Adharma). Dirayakan setiap 210 hari, Galungan menjadi momen refleksi diri dan penguatan spiritual bagi umat Hindu, sekaligus merayakan kebersamaan dengan keluarga.

Hari Raya Galungan adalah salah satu perayaan penting bagi umat Hindu di Bali yang dilaksanakan setiap 210 hari sekali, sesuai dengan kalender Pawukon. Galungan dianggap sebagai simbol kemenangan Darma (kebenaran) atas Adharma (kejahatan), di mana umat Hindu merayakan kemenangan spiritual mereka melawan godaan duniawi. Perayaan ini penuh dengan upacara dan tradisi yang memperlihatkan keunikan budaya Bali serta kekuatan iman dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Selama   perayaan Galungan, umat Hindu melakukan berbagai upacara di pura dan di rumah. Salah satu hal yang menjadi simbol penting adalah penjor, tiang bambu yang dihiasi dengan janur dan buah-buahan, yang ditempatkan di depan rumah-rumah sebagai tanda syukur dan penghormatan kepada dewa-dewa yang melindungi bumi. Penjor ini juga melambangkan gunung, tempat bersemayamnya para dewa dan leluhur

Pada Hari Galungan, umat Hindu melakukan sembahyang di pura-pura keluarga dan desa untuk berterima kasih atas kemenangan kebaikan dalam kehidupan mereka. Hari ini juga menjadi momen penting untuk berkumpul bersama keluarga, merayakan kebersamaan, dan mempererat ikatan spiritual.

Penutupan Hari Raya Kuningan

Sepuluh hari setelah Galungan, umat Hindu merayakan Hari Kuningan, pada hari ini, umat kembali memberikan persembahan dan memohon restu agar selalu diberkati dan dilindungi dalam menjalani kehidupan. yang menandai kembalinya para leluhur ke sunia loka, dengan meninggalkan kebaikan di dunia berupa kesejahteraan bagi umat manusia dan kesuburan bagi alam.

 

Makna Filosofi Galungan dan Kuningan bagi umat Manusia dan pemimpin Hindu

Galungan memiliki makna spiritual yang mendalam bagi seluruh umat Hindu di Bali dan juga bagi pemimpin Hindu. Perayaan ini melambangkan kemenangan kebaikan atas keburukan, pengendalian diri atas hawa nafsu, serta keberhasilan mengatasi tantangan dan cobaan hidup. Menurut kepercayaan Hindu, pada saat Galungan, para leluhur turun ke bumi untuk memberkati keturunan mereka, dan para dewa hadir untuk memperkuat iman dan spiritualitas umat.

 

 

Galungan dan Kuningan merupakan wujud rasa syukur umat Hindu dengan mempererat hubungan manusia dengan Tuhan, leluhur, dan alam semesta, sekaligus menjadi pengingat pentingnya menjaga keseimbangan dalam segala hal yaitu antara dunia, material dan spiritual serta keseimbangan antara pemimpin dan yang di pimpinnya.

 

Selamat Hari Raya Galungan dan Kuningan Semoga Kebaikan Datang dari Segala Penjuru, Rahayu.

Penulis,

Fika*)

*Peserta didik Sekolah Pengembangan Profesi Kepolisian (SPPK)Angkatan 1 TA. 2024, pokjar III, No serdik 2024 09002034

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *